“Men, Syamsi ...!!!”, kata Ady
sambil mendatangiku.
“Lagi boker”, jawabku saat
di ruang tunggu terminal Bandara Soetta.
“Nah, itu gue barusan dari
toilet, ada yang gue mau ceritain ke elu, masukin blog elu ya!”.
Satu lagi nih story by request, kalau dibayar aku cepet
kaya kali ya.
Nah, Syamsi punya sepatu
baru berwarna putih yang dibelinya di Pasar Jatinegara. Namanya sepatu baru,
pasti dia sayang dengan sepatu itu, masih belum tegah terkena air atau yang
kotor-kotor. Ady masuk ke toilet dilihatnya di luar pintu WC dan Ady bisa
menebak bahwa Syamsi ada di dalamnya, kamu tahu kenapa?, soalnya di depan pintu
toilet ada sepasang sepatunya Syamsi, “Masa masuk toilet kayak mau masuk
masjid!”, begitu kata Ady dalam ceritanya.
Pesawat AA yag kami
tumpangi hanya sampai Kuala Lumpur, untuk selanjutnya ganti pesawat menuju
Beijing. Semua bersiap memakai jaket karena penerbangan ke Beijing cukup lama.
Eh, Lisa lupa kombinasi kopernya, untung ada Mc. the O Gyver, akhirnya jaket
Lisa bisa keluar dari penjaranya.
Pesawat tiba di Beijing
tengah malam, tanggal sudah berganti, saatnya mengambil bagasi dan memindahkannya ke atas trolley, nggak
sulit memilihnya karena semua koper ada name
tag APADELA.
Sahabat kami, Lina, wanita
Manchuria menjemput kami beserta supir dan bus yang membawa kami ke Phoenix
Suyuan Hotel, lumayan jauh dari bandara.
Aku satu kamar dengan Ady,
kami mandi bergiliran, segar banget setelah hampir 20 jam dari mandiku yang
terakhir. Habis mandi kuterus tidur, kalimat kebalikan dari lagu anak-anak
bangun tidur kuterus mandi.
Sebelum kesadaranku
hilang, aku mendengar suara dengkur Ady, aku bangun suara yang sama masih ada.
Nyenyak banget nih orang tidurnya.
Setelah ngumpulin nyawa
kami berdua memenuhi panggilan suara perut yang keroncongan, sampai di restoran
ternyata kami menjadi pertama di situ. Nggak lama muncul suara-suara manusia.
Loh kok di China aku mengerti ucapan mereka, ajaib!. Eh, ternyata suara tersebut milik Darma
Wanita Apadela.
Acara pertama foto-foto
yang menjadi sasaran tulisan beraksara China. Tulisan tersebut sudah bisa
menjelaskan di mana kami berada ya kan?. Bis, plang jalan, reklame, semuanya
jadi sasaran foto. Kalau kamu bertanya, “Kok nggak fotoan sama orang China?”.
Jawabannya sederhana, “Kalau orang China di Jakarta juga banyak”.
Pernah kawanku bercerita
tentang foto aksara China, kebetulan dilihat oleh yang mengerti tulisan itu.
“Emang kamu tahu arti
tulisan di foto kamu itu?”.
“Nggak!, emang tulisan itu
artinya apa?”.
“Aku kasih tahu nih ya!,
tulisan itu artinya Pengobatan Turun Berok!”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar