Kalau ada KAPA-FTUI world
of record aku pasti menjadi salah satu pemegangnya, kamu jangan kaget biar
begini aku punya prestasi. Sebelumnya perkenalkan bahwa dulu aku pernah menjadi
mahasiswa elektro dari angkatan 81 yang kompak-sukompak.
Liburan pertama kami diisi
dengan kemping bareng soalnya belum boleh ikutan PAB Kapa dengan penyebab yang
sepele, kami belum punya kartu Ikatan Keluarga Mahasiswa-UI dari ketua Senat
Mahasiswa FTUI, padahal sampai aku lulus kartu itu belum pernah dicetak apalagi
dibagikan.
Periode berikutnya, 1983,
baru kami bisa ikutan PAB dengan Elektro 81 menjadi peserta terbanyak dengan
alih-alih yang sederhana, mengisi liburan. Begitupun tahun berikutnya bahkan
sampai aku lulus di tahun 1986, masih ada juga yang ikutan, Sri Latifah
namanya. Kalau diteli mungkin E81 anggota Kapa terbanyak sampai saat ini.
Secara akademik prestasiku
sebagai anggota Kapa dari angkatan 81 yang lulus duluan, secara non-akademik
lebih hebat lagi, seperti tulisan yang kamu baca di atas, pemegang rekor Kapa
saat PAB.
|
Aku masih ingat PAB 30
tahun lalu, aku ceritakan beberapa, soalnya kalau aku ceritakan semuanya
bisa-bisa buku 40 tahun Kapa isinya tulisanku semua.
Hifander Jani Purba E81,
si batak tembak langsung, dia pernah jadi komandan regu, saat laporan di bilang
begini, “Lapor! Nama Jani, melaporkan semua anggota kondisi lumayan”. Whaattttt
lumayaaaaan!!!. Sudah pasti kakak instruktur bingung, kayak gimana yang namanya
lumayan.
Pay Ishak S80, teman
kelompokku, urusan minuman dia jagonya. Waktu acara jungle survival dia
berhasil menyembunyikan sebatang coklat susu, biar semua anggotanya kebagian
dia masukan batangan coklat itu ke dalam verples jadilah minuman coklat susu
yang kami minum seteguk-seteguk, buat penambah energi.
Pernah aku minum dari
verplesnya seteguk setelah itu isinya aku buang habis, “Pay, air di verples elo
kotor amat, banyak item-itemnya, isinya udah gue buang”.
Terpaksa dia masak air
lagi, ternyata isinya air matang dan bersih, item-item yang aku maksud ternyata
Norit, biar kami nggak sakit perut.
Gatot E80, anggota Menwa,
dia sering memimpin olah-raga pagi, kalau lari-lari pakai nyanyi tapi bait
terakhirnya kami ganti.
Lari-lari … (lari-lari …)
Tiap pagi … (tiap pagi …)
Badan sehat … (badan sehat
…)
PARU-PARU RUSAK
Triatmo “Kuplek” Dorianto
E81, urusan makanan dia paling jadi andalan. Saat tidur malam di hutan aku
meminjam sesuatu.
“Elo ambil aja di kantong
rasel gue”, jawabnya.
“Busyet deh Plek, ransel
elo banyak jangkrik!”.
“Buruan Men tutup!”,
diapun sibuk menangkapi jangkrik yang lepas, setelah tertangkap semua dia
bilang, “Ini makanan”.
Bersama Kuplek aku merasa
belalang bakar, enak seperti jagung bakar, tetapi untuk yang kedua kalinya sih
ogah!.
Nah. Sekarang aku cerita
tentang tidur kalong, tidur di atas pohon, berisik banget karena semua orang
nggak bisa tidur, aku mencoba beberapa posisi tetap saja nggak bisa, sampai
akhirnya aku temukan cara yang membuatku tertidur lelap di atas pohon. Ketika
aku membuka mata hari sudah terang, suasana sunyi, terdengar dari kejauhan, “Tu
…, Wa …, Ga …, Pat ..”, begitu berulang-ulang.
Aku menuju sumber suara,
tempat siswa berolah-raga pagi, dan menerima hukuman lari 2 kali mengelilingi
lapangan. Setelah senam selesai, semua orang menyalamiku, “Selamat ya Men, elo
bisa tidur di atas pohon. Selamat ya elo anak Kapa pertama yang bisa tidur di
pohon”.
Ya, itulah rekorku, orang
pertama di Kapa yang bisa tidur di pohon pakai kebablasan. Hebat ya?
Kalau kamu mau tahu
rahasianya sih boleh-boleh aja, tapi ….. wani
piro?
Sebagai manusia yang
usianya lebih tua daripada Kapa aku memberi pesan buat yang masih suka
mengembara ke gunung, hutan dan daerah terpencil lainnya, di situ biasanya
menjadi tempat jin buang anak, makanya kalau kecing harus bilang, “Permisi”, soalnya
kalau kamu ngencingin makluk halus dan kesurupan kan berabe, apalagi si makluk
halus ….. balas ngencingin!.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar