Selamat Birthday Nak Papa ♥️
Semalam aku keasyikan nonton debat agama di Youtube sampai aku tersadar bahwa aku harus tidur karena akan ada yang membangunkanku tengah malam jam 12 teng, mungkin kamu menduga Cinderella yang akan mengetuk untuk dibukakan pintu.
Biar kalian tahu masa peralihan tanggal menjadi 4 Desember menjadi tradisi tahunan keluarga kami untuk mengucapkan selamat ulang tahun kepadaku dengan kue tart dan lilin menyala.
Masih mengantuk aku tiup lilin itu, “Coba perhatiin dong kuenya”. Setelah kulihat dengan seksama tanpa mengucek mata atau membasuh mukaku dengan air, yang kukira kue tart ternyata susunan pempek kecil yang disusun berbentuk tart, seketika saat lonceng jam 12 tengah malam masih berdentang sang pangeran tampan berubah menjadi wong kito galo. Bagusan banyak ya daripada berubah menjadi kodok.
Judul Selamat Birthday Nak Papa, tertulis di kartu ucapan ultahku, buatan anak kami. Anak kami pertama Karra biasa dipanggil Kakak, yang kedua Karris. Akhir-akhir ini aku memberikan panggilan sayang Nak Kakak dan Nak Karris. Merekapun memanggil balik kepadaku dengan Nak Papa.
Pagi ini aku mau mencuci mobil, eh begitu buka pintu depan yang biasa dilalui wong kito, aku lihat gerimis turun, nggak jadi nyuci. Gerimis bisa menjadi alasan kalau lagi malas membersihkan mobil.
Bensin masih 4 strip ketika aku menyalakan mobil yang menuju Taman Galaxy, setelah keluar JORR di Jatiasih kok melewati jalan pintas yang kecil-kecil, baru aku sadari bahwa aku memasukkan perintah yang salah kepada google map di head unit mobilku, seharusnya Taman Peninsula, jadi aku terlambat tiba deh.
Kajian yang disampaikan oleh ustad Hendra, nama yang sama dengan almarhum Koordinator IKAL SMPN 3 angkatan 77, sungguh menarik.
Sebelum kajian berakhir dan kaum lelaki menyeberang jalan menuju arah suara azan zuhur, pak ustad membacakan doa yang sungguh tidak biasa, beliau memberikan doa kepada orang yang berulang tahun hari ini, ya aku. Tak pikir pak ustad mau mendoakan yang lahiran bulan Desember, atau yang berbintang Sagitarius, eh pak ustad mendoakan khususon pak Chormen yang membuat aku mendadak mendengar doa dan mengaminkan secara khusyuk. Alhamdulillah.
2 hari lalu Toety meminta pendapatku mengenai konsumsi pengajian dibuat lebih sederhana, nasi dan aksesorisnya termasuk sayur asem dalam boks, agar kawan-kawan tidak sungkan menjadi tuan rumah untuk kajian berikutnya, ide yang cemerlang.
Pagi ini mungkin Toety baru tahu kalau aku berulang tahun, maka berubahlah konsumsi kajian ini dengan nasi kuning.
“Men, tahu nggak Toety buat nasinya sambil merem?”.
“Hebat dong Toet, kamu pinter masak dong!”.
“Bukan, itu artinya Toety tidur, yang buat orang lain”.
Terima kasih Toety, mas Andi, pak ustad Hendra, kawan-kawan semua yang membuat Nak Papa senang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar