Aku kaget banget sewaktu
membuka facebook, ada sebuah message yang aku buka tenyata dari Mei dan Yani, 2
TKW yang pulang kampung, TKW itu sebutan mereka sendiri loh!. Kicauan mereka di
FB rame banget.
![]() |
Arief Mooyoto reuni lulusan SLB kelas cacat mental permanen... |
Yani tinggal di Den Hag,
Belanda, bersama suaminya yang orang Belanda, penjajah Yani menyebutnya.
Sementara si Mei kawin sama orang Amerika dan menetap di Texas.
“Kok, kamu nggak pernah
cerita ada lagi yang tinggal di Belanda dan Amerika selain Jhnonk dan Liza!”,
istriku bertanya saat aku mau ketemuan dengan Yani dan Mei.
“Kalau yang ini bukan
Smandel 81 tetapi angkatan 82”, jawabku.
Sebelum berangkat dari
rumah aku berkali-kali mengubungi Arif Mooyoto, kawan seangkatanku yang
dicari-cari oleh 2 TKW, eh, nggak diangkat-angkat. Waktu aku sampai di tempat
pertemuan, di salah satu kedai kopi di Plaza Senayan, Arif Mooyoto sudah sampai
di situ.
“Men, kalau gue angkat
telpon elu, nanti mereka tahu dong gue datang ke sini”, begitu penjelasan Arif.
Dasar kunyuk!.
Arif baru saja menjenguk
Krisna ’77 yang di rawat di rumah sakit karena dbd, besuknya bareng Beton yang
juga ikutan ke Plaza Senayan. Lewat tulisan ini aku doakan, semoga Krisna lekas
sembuh.
Nah, si Beton mendapat
julukan naughty dari Peter, suaminya
Yani.
“Naughty itu apaan?”,
Beton bertanya kepada aku, Arif dan Yati.
“Naughty itu cowok macho,
pokoknya cool banget deh!”, Yati si
kembaran Yani menjelaskan.
“Kalau begitu bagus dong!”,
kata Beton si naughty.
![]() |
|
Aku tersipu saat Yani
bercerita kepada kawan-kawan tentang aku, “Aku dulu suka diganguin Chormen kalau
main basket!, kalau sudah deket ring dia suka ngagetin, Hayo loh! Hayo loh! Bikin orang grogi aja!”.
Itulah makanya Apadela juara
umum class meeting.
Kami asyik bercanda
sedangkan Azis ‘82 serius banget berbicara dengan salah satu rekan kerjanya. Setelah
bergabung lagi Azis menjelaskan, “Tuh orang curat karena baru dipecat dari
kantornya”.
Mei akhirnya datang juga
bersama dua putrinya, Ian ’80 dan keluarga, Dani ’80 dan keluarga, jadi semakin
ramai deh!. Sementara aku khawatir Karris, anakku, belum datang menjemputku,
aku telpon dia.
“Karris, kamu sekarang ada
di mana?”.
“Aku ada di belakang papa”,
jawabnya. Oala sudah sampai rupanya.
Anak-anak ngumpul dengan
anak anak, orang tua ngumpul dengan orang tua, TKW dengan TKW.
Senang rasanya setelah
lebih dari 32 tahun bertemu kembali dengan Mei dan si kembar, Yani dan Yati.
Jujur aku ngak kebayang tampang Mei dulu waktu SMA. Dani membantu mengingatkan,
“Mei dulu rambutnya dipotong pendek, dulu tomboy banget!”.
Mei sekarang takut banget
dibilang tomboy, soalnya dia nggak suka anak-anaknya jadi tomboy.
Kalau Yani dan Yati
gampang mengingatnya zaman SMA, mereka yang kurus tinggi suka jalan berdua,
ngebayangin mereka berdua .............? Lihat aja sepasang sumpit.
Arief Mooyoto Hahahaha... kocak! kunyuk jg lo Men...
Vivie Muvida, salam buat si kembar men critanya seruu deh...ha ha
Tidak ada komentar:
Posting Komentar