![]() |
Muka-muka lapar |
"Panjang umurnya, panjang umurnya, panjang umurnya serta mulia ....".
Uni yang berulang tahun kaget banget!, kedua tangannya menutup mulutnya, biar nggak ketahuan melongo.
Uni keliling menyalami kami satu-persatu, perasaan bahagia tergambar di wajahnya. Ketika duduk dia memengang tas tangannya dengan gemasnya, "Jadi berat ninggalinnya!, Seumur-umur gue nggak penah ngerasain seseneng ini!".
Aku teringat saat Reuni Akbar 55 tahun Smandel, Uni mendatangiku, "Men, gue ikutan Apadela dong!, maksud gue ....., gue bukan Apadela tapi gue pingin ikutan acaranya". Kebersamaan Apadela yang asyik banget yang didengar Uni dari kawan-kawan yang pernah ikut, kini dirasakan sendiri. Apadela emang sip banget!
Namanya juga sudah kelaparan, apa saja yang disajikan para begitu nongol langsung diembat, otak-otak aku kebagian, kerupuk kampung nongol kena embat juga, kroket mampir ke mejaku tinggal piringnya doang keduluan diembat, satu-satu yang yang nggak segera diembat cuma teh hangat.
Makanan utamanya ayam goreng, empal, gurame, lalapan, keredok, sayur asem dan sunda-sundaan lainnya mantep banget, nggak salah memilih tempatnya.
Mencari buah tangan nggak susah tinggal mampir ke toko sebelah yang menjual aneka dodol, keripik dan kerupuk. Lengkap sudah, pipis dulu, baru pulang.
Seperti gadis jujur aku tulis aja semuanya. Kekurangan konsumsi bukan karena makanannya kurang banyak, bukan karena makanannya nggak enak, tetapi karena piringnya ...... kurang lebar dan ..... kurang dalam.