Ingatanku
masih melekat kuat bahwa di bulan Syawal tahun ini beberapa teman
begitu bersemangat mengajakku menghadiri halal bi halal akbar seluruh
angkatan alumni SMPN 3. Tepat sehari sebelumnya ada acara halal bi halal
alumni Smandel angkatanku di rumah Ello yang dihadiri 110 orang, aku
konfirmasikan kepada teman eSeMPe mereka nggak ada yang mau datang
apalagi setelah mendapatkan penjelasan dari Jaya bahwa halal bi halal di
sekolah adalah dalam rangka reuni akbar angkatan 80 alias bukan acara
reuni akbar seluruh angkatan. Lucunya di hari H ada juga temanku yang
kecele menelponku untuk hadir padahal aku sudah mendapatkan kepastian
dari Shinta ‘80 satu jam sebelum telpon berdering bahwa acara reuni
hanya milik angkatan 80. Kecele kok ngajak-ngajak!.
Sama dengan Reuni Emas Smandel setahun lalu tepatnya tanggal 23 November 2008 kalau diterjemahkan secara Berdasarkan Primbon SMANDEL 23/11/2008 angka 2,3,1,1,2,0,0,8 kalau dijumlah 17. Angka 1 & 7 jadi 8,
oleh Rini, ketua panitia Reuni Emas perhitunganku dimasukan ke dalam
buku acara loh!. Nah, kalau sms wisata kuliner tanggal 3 Desember 2010
3/1+2/2+0+1+0 menjadi 3/3/3, alias serba angka 3.
Jam
tigaan hape flexy berdering dengan Faisal Arif nama yang muncul di
layar, posisiku di kamar mandi sedang tanpa busana karena memang mau
mandi.
“Men,
elo ke wisata kuliner nggak? Kalau elo kesana gue nebeng ... abis ashar
gue berangkat dari rumah, entar gue nunggu di Giant!”, seperti senjata
otomatis laras panjang Ari memuntahkan kata-katanya.
Bada
ashar dan bada ganti oli mobil aku menjemput Ari di seberang Giant,
sebelum tingkungan masuk pintu tol Bekasi Barat. Kalau begini
kecele-kecele deh yang penting ada teman, ya ... teman kecele!. Ari juga
punya prinsip kalau kecele ya dinikmati aja!.
“Ri,
kayaknya Sundari mau ikutan bareng Sri Utari, kalau dia nggak barengan
Sri Utari kita jemput aja!”, kebetulan kami berencana shalat magrib di
mesjid Disbintalad, Berlan.
Sekarang
sudah ada 3 orang yang siap kecele masuk ke dalam pondok Nasi Uduk
Gondangdia yang terkenal yahut. Aku semula memesan ayam goreng tapi
berubah pikiran setelah Ari dan Sundari memesan ayam bakar, aku belum
pernah makan ayam bakar di sini, pesananku dada sedangkan mereka mamesan
paha, masih ada tambahan lagi tempe, tahu dan hati ayam goreng,
sementara 2 jenis sambal kacang sudah tersedia di atas meja, rasanya
pedas dan agak pedas. Nasi uduk dengan bawang goreng dibungkus daun
pisang yang dibentuk kerucut 6 buah disajikan dalam 1 piring.
Tempat
duduk kami persis menghadap panggung tempat 4 orang musisi memainkan
organ, bongo, bas dan gitar berirama latin dan cha-cha. Kami diberi
kesempatan memilih lagu, aku pilih Soy dari Gipsy King untuk
dilantunkan, mereka agak kebingungan mungkin di buku lagu di depan
mereka tidak ada lagu itu. “Ya, udah lagu apa aja dari Gipsy King”,
lanjutku. Tak lama kemudian terdengar dentingan gitar dipadukan dengan 3
alat musik yang lain dengan selaras mengiring sang vokalis
mendendangkan Bamboleo, mantap!. Mereka mendapatkan tepukan meriah sudah
pasti.
Ari
bilang, “Men, kayaknya lagu Yesterday, Beatles mereka pasti bisa!”, aku
terseyum, dalam hati aku menilai Ari setia banget! Dari dulu lagu
favoritnya Yesterday, atau cuma lagu itu yang dia tahu.
Pukul
20:30 kami beranjak, angka 82.500 berwarna hijau tertera di mesin
hitung di atas meja kasir, tak berapa lama mesin kijang berwarna hijau
menderu. Kalau kalian bertanya, “Berapa orang yang hadir di wisata
kuliner?”. Namanya eSeMPe 3 ya .... angka keramatnya tiga!.