Mengawali tahun 1978 ada sedikit yang istimewa yaitu aku tidak bersekolah di eSeMPe lagi tapi bersekolah di Smandel.
Walau
termasuk sekolah favorit banyak kawan eSeMPe-ku nggak mau masuk Smandel
karena terkenal banget dengan senam paginya. Masuk Smandel sama aja
dengan teken kontrak selama 3 tahun bersenam pagi. “Ih, udah eSeMA masih
senam pagi!”, itu kata mereka.
Kelas pertamaku I-1, kelasnya anak-anak pinter, ternyata banyak juga yang kacau salah satunya ya aku sendiri.
![]() |
|
Acara perdananya Mapatis,
bukanlah suatu yang menyenangkan, banyak yang bilang justru menyebalkan.
Diskriminasi secara fisik sangat mencolok, senior bercelana panjang
sementara kami cuma diijinkan bercelana pendek dari negeri asal ....
SMP. Kerjaan angkatan 79 dan 80 benar-benar menyebalkan. Kalau
dipikir-pikir nggak banyak manfaatnya, jujur aja!.
Aku
sedikit geli kalau mengingat saat disuruh membuat surat cinta, dulu aku
nyontek punya Ari Wibowo, makanya aku agak susah mencari pacar soalnya
Ari yang surat cintanya aku contek aja sulit mendapatkan pacar, istilah
kata nggak pernah jatuh cinta tapi patah hati berkali-kali.
![]() |
Foto Jadul by Wati Karlinovia |
Belakangan aku sering sekali
membikin surat cinta seminggu bisa 3-4 surat cinta kulayangkan untuk
kekasih yang tinggal di Jakarta sementara aku di Kaltim. Eh,
surat-suratku diperlihatkan kepada kakaknya yang sekarang menjadi kakak
iparku, komentarnya, “Romantis nggak sih orangnya??? Setiap suratnya
bikin ketawa orang aja!”. Aku yakin yang barusan dibaca bukan surat
cinta dari cowok lain.
Di
akhir Mapatis diadakan upacara bersama, yang menjadi upacara pertama
kami. Di tengah lapangan upacara ada 11 orang bercelana pendek, mewakili
11 kelas 1, aku nggak terpilih mungkin gara-gara baris-berbaris jalanku
kayak robot!, seperti kata Joni kakak pembimbing kelas I-1.
![]() |
Foto Jadul by Wati Karlinovia
Added 21 January 2009 · ·
|
Diantara kami dipilih 2 orang
untuk dinobatkan menjadi Ratu dan Raja Mapatis. Kriteria penilaian
adalah memperoleh tanda tangan senior yang paling banyak. Amat
disayangkan memang!. Coba kriteranya ganteng, baik hati dan tidak
sombong, mungkin aku yang jadi sang Raja.
Sebagai
Ratu, Wati Karlinovia gadis berdarah Padang sedangkan Rajanya Saiffulah
Zoelar si Urang Awak. Loh kok dua-duanya dari Padang!
Alamak, cerita ini pasti tertukar!.
Jangan-jangan cerita ini pesanan SMA Negeri 8 Padang!